Sabtu Cantik

Minggu Santai

Kamis, 21 Maret 2019

The Historical Place, Masjid Agung Al Azhar

Girls, have you ever wondered your dream wedding? Pastilah yaa... Semua wanita di dunia ini pasti punya dream wedding versi mereka masing-masing bahkan sejak mereka masih kecil. Bagi anak perempuan wedding reception itu bagaikan mimpi yang jadi kenyataan. Ada yang ingin pesta pernikahanya bak Cinderella, ada yang menjunjung tinggi adat istiadat daerahnya, dan ada pula yang ingin pesta pernikahannya sederhana dan dihadiri oleh orang-orang terdekat saja. 

Dulu saya pernah ditanya, dream wedding kamu kayak gimana sih? kalo aku sih pengennya sederhana di restoran atau aula kecil yang cukup menampung 200-300 orang, setelah akad makan-makan terus pulang. Gak kepengen pake resepsi. Tapi yang namanya dream wedding, gak semuanya bisa terwujud sesuai dengan apa yang kita impikan. 

Angan-angan meleset dari kenyataannya. Begitu juga dengan dream wedding yang dulu suka aku gembar gemborkan ke teman-teman. Ingin yang sederhana dan apa adanya. Nyatanya, more than I could ever imagine. It was more beautiful than I could ever ask for. Gak pernah kebayang kalo bakalan menggelar akad dan resepsi di masjid yang begitu iconic dan indah, Masjid Agung Al-Azhar. Mr. husband lah yang mewujudkan semua itu. Dan ternyata ada alasannya kenapa mas drajat kepengen banget menikah di masjid Al Azhar. 

Dokumentasi pribadi

Memang jodoh itu gak bisa diganggu gugat. Semua takdir kita termasuk jodoh sudah tertulis di lauhul mahfudz sebelum bumi ini diciptakan. Makanya bagi yang jomblo, please gak usah galau. Terus perbaiki diri dan berdoa, maka Allah akan mempertemukan kita dengan seseorang yang Allah rasa pantas buat kita, yang sekufu. 

Ternyata di Masjid inilah, ayahkku menghabiskan masa mudanya. Dulu, setiap pulang kantor ayah selalu menyempatkan diri mampir ke Masjid Al Azhar untuk sekedar sholat dan mendengarkan ceramah Alm. Buya Hamka. Di masjid ini pula ayah selalu menyisihkan gajinya untuk disedekahkan dan rutin mengeluarkan zakatnya di masjid Al Azhar. 

Dan ternyata mr.husband juga menghabiskan hari-harinya setelah pulang kantor di masjid ini juga. Mendapatkan hidayah dan meneteskan air matanya di Masjid ini yang disaksikan malaikat penghuni masjid.  Mashaa Allah. Masjid Agung Al Azhar ini begitu melekat di hatinya sampai-sampai terpatri ingin menikah di masjid ini disaksikan oleh malaikat yang dulu melihatnya hijrah dan meneteskan air matanya. Ingin pula malaikat-malaikat itu melihat mas drajat mengucapkan janji suci yang dilihat oleh penduduk langit di Masjid bersejarah ini. Begitu katanya kepadaku tentang alasannya memilih Al Azhar sebagai tempat pernikahan kami. 

Aku terharuu maaaas hiks.....

Dokumentasi pribadi


Jadi teringat cerita ibu. Dulu sebelum ibu menikah dengan ayah, ibu pernah diajak ayah ke masjid Al-Azhar. Seperti biasa, ayah mengeluarkan zakatnya di masjid ini tiap tahunnya. Karena menjelang pernikahannya, ayah mengajak ibu ke Al Azhar biar ibu tahu kalau ayah menghabiskan hari-harinya seulang kantor di masjid ini. Kejadian ibu ini persiiiis yang aku alami menjelang pernikahan, mas drajat mengajak aku ke Al Azhar untuk sholat isya disana setelah selesai beli seserahan. Lanjut flashback ke cerita ibu ya... Waktu ibu kesana nemenin ayah, penjaga masjid yang menerima zakat ayah ini mendoakan supaya pernikahannya lancar dan berkah sampai anak cucu. Ketika ibu berjalan pulang, ibu menoleh ke belakang dan si penjaga masjid itu masih berdiri di depan pintu tadi sambil tersenyum. 

Gak tau apa yang ada di hati dan doa bapak penjaga masjid itu, mudah-mudahan berkah sampai anak cucu ayah ibu aamiin. 

Ayah dan ibu memang gak melasungkan pernikahan di Al Azhar, dulu ayah dan ibu menggelar resepsi di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian). Dulu malah ayah dan ibu ingin aku menikah disini. Tapi semenjak mas drajat menyebut masjid Al Azhar, ayah langsung diam dan menyetujuinya. Mungkin ayah jadi teringat masa mudanya dulu di masjid ini. Kalau sudah di Al Azhar, ayah suka tiba-tiba ngilang dan jalan-jalan di sekitar masjid sambil melamun. Pernah kupergoki ayah lagi berdiri di depan pintu masjid sambil menatap ke depan sendirian, melamun. Ini nulisnya aja sampai mau nangis akuuh huhuhu terharuuuu...

Ternyata mas drajat yang membawa ayah kembali ke masa lalunya di masjid ini. Bukan masa lalu yang menyedihkan nan sia-sia tentunya. Tapi masa muda yang bermanfaat dan mengharukan. Ayah dan mas drajat sama-sama menuntut ilmu di masjid Al Azhar dan membawa calon istrinya ke masjid ini. Meskipun ayah dan ibuku tidak menikah di masjid ini, setidaknya nama ayah-ibu dan namaku - mas drajat tercatat di KUA (Kantor Urusan Agama) yang sama, KUA Kebayoran Baru :) 


Celebrating 1 Year Marriage

Gak terasa sudah satu tahun membina rumah tangga dengan Mr. Husband.. kiwkiw. Selama satu tahun ini banyak suka duka yang dialami. Justru drama sering terjadi diawal-awal nikah setelah honeymoon. Lho kok bisa? Biasanya newly wed itu mesra2nya pas awal nikah kan?! Well, memang diriku dan Mr.Husband lengket dan mesra banget diawal2 pernikahan. Awal perselisihan justru dimulai dari diriku. I have to tell you that my biggest weakness is adjusment! Yes, adjusment! Aku tipe orang yang sulit dan butuh waktu lama untuk sebuah penyesuaian. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menyesuaikan hidup dengan orang asing yang sekarang jadi orang terdekatku ini. 

Penyesuaian diri tiap orang itu beda-beda. Kalo aku mesti pake drama. LOL! Kasihan suami aku harus terlibat dalam drama ini haha. Harus kuakui Mr. Husband adalah lelaki yag supeeeeeeeeer dupeeeer sabaaaaar dalam menghadapi drama istrinya ini. Padahal istrinya udah super duper nyebeeliiiin, tapi dia masih sabar gak pernah marah, terus coba kasih pengertian dan perhatian, dan selalu diriku yang suka dan mulai cari-cari masalah wkwkwk. Maaf ya Mas, ku tak maksud :"


Tapi semakin kesini, semakin ku mengerti, memahami dan memaklumi, kalau semua drama itu ternyata hanya pemanis dan bumbu-bumbu cinta yang semakin berkembang. Tsaelaaaah........

Sekarang sudah lebih maklum. Itu dia, maklum, kata yang tepat dan wajib dimiliki oleh setiap pasangan suami istri. Jangan pernah merubah pasangan sesuai dengan kehendak kita. Kalau dia benar-benar cinta dan sayang, dia yang akan berubah dengan kemauannya demi kita. 



Kamis, 06 Desember 2018

Tentang Perempuan

Photo source by Google


Ibu sering mengingatkanku nasehat dari Mbah Putri tentang menjadi seorang perempuan.

Dulu, Mbah Putri pernah berkata, 

"Perempuan itu diibaratkan seperti telur. Kalau retak, akan cepat membusuk dan dijualnya murah. Masih untung kalau ada yang mau beli. Banyak penjual membuangnya karena dinilai tidak berharga. Maka jagalah kehormatanmu sebagai perempuan agar tidak retak dan dihargai terutama oleh laki-laki." 

Ibarat lainnya,

"Perempuan itu seperti bunga. Ada masanya. Ketika mekar, semua orang ingin memetiknya. Tetapi ketika kuncup, bunga itu sudah tidak menarik lagi. Maka gunakanlah masa ketika mekar merekah sebaik-baiknya."


Islam pun sangat menghargai dan melindungi Perempuan. Allah melindungi Perempuan dengan cara-Nya, yaitu dengan memerintahkan wanita untuk menutup auratnya. 

Sayangnya, tidak semua wanita di dunia ini ingin dilindungi dan dihargai dengan cara terbaik yang diberikan oleh-Nya. Beberapa diantara mereka malah mengecam bahwa menggunakan hijab adalah salah satu bentuk pengekangan terhadap wanita dalam berpakaian. 


Mereka tidak tahu, bahwa yang paling dihargai dan paling mahal harganya adalah yang tidak terlihat. 

Mutiara, tertutup rapat di dalam cangkang kerang di bawah lautan. Apakah mutiara murah? 

Berlian, tersembunyi di perut bumi yang jika ingin mengambilnya harus mengerahkan banyak orang dan alat. Apakah berlian murah?  

Jadilah wanita yang seperti mutiara atau berlian, yang jika ingin mendapatkannya harus dengan perjuangan. 

Jagalah kehormatan itu agar tidak retak dengan menutup aurat yang disyariatkan-Nya.

Karena wanita itu mulia. 

Senin, 08 Oktober 2018

So, Smile!

Friday, Sep 28th 2018, I finally got my master degree! nothing can describe what I feel at the moment. Before entering the room, I almost cried because of the nerves that I got. Fortunately, when I get nervous, I always smile to cover up my nervousness. Along the presentation, it went well because I could handle my nervous with smile. All the panelists also caught that positive energy that I gave. So they looked at me as a calming person. Although it was the opposite. I was extremely nervous so my body spontaniously smiled to get rid of my nerves.

Smile. it is a simple thing to do. It doesn't cost much. Smile can make us happy and other people happy. Smile is contagious. And smile is sunnah. Well, I'm not saying I have a beautiful smile. But a smile can make you more beautiful. And smiling to your brothers and sisters, their existence will be more appreciated when you smile at them. You make them feel that they are likeable, like they are important.

Smile, eventhough you are in difficult situations, in the hardest time of your life. Because smile gives you energy to get through your bad days. Smile, because it gives you strength to survive.

From my thesis defense couple weeks ago, in the end, the panelists didn't give me many questions. Just suggestions for my thesis to make it better. Well, maybe it's because my thesis is already clear enough from the background until the conclusion. But it could be because I smiled a lot. So, smile! :)


From left to right : Dr. Don Bosco, Pak Deddy (my thesis advisor), Me, and Prof. Alo Liliweri (smile Prof :D)

My beautiful supporter, Nadira. Thank you darl :*

Kamis, 31 Mei 2018

Mencintaimu Karena-Nya

Hampir 3 bulan sudah. Menikah adalah salah satu impian semua orang. Dan Alhamdulillah aku sudah menemukan jodohku. Jodoh memang tidak ada yang tahu. Hanya Allah yang Maha Tahu segalanya. Semua itu sudah tertulis di Lauhul Mahfudz jauh sebelum kita lahir dan bumi diciptakan. 

Memang benar, tulang rusuk tidak akan pernah tertukar. Yang menjauh akan didekatkan dengan caraNya. Karena cara dan rencanaNya lah yang paling indah untuk menyatukan dua insan yang sudah ditakdirkan bersama. 

Aku baru menyadari bahwa "I Love You" sebelum halal, itu palsu. Tanda cinta yang sesungguhnya adalah mahar dan pernikahan. Dan "I Love You" setelah akad menjadi lebih bermakna dan kuat ikatannya. Antara dua insan yang saling mencinta karena Tuhan nya. 

Karena tidak ada cinta yang abadi selain cinta Allah kepada hambaNya. Dan aku mencintaimu karena Allah, mas.


We Are (just) Human

Human born to make mistakes. Whether on purpose or accidentally.

Human love and hate other humans.

It is normal when we have people who dislike us.

But it is not normal when we have all people love us.

The kindest and greatest human being on earth, Prophet Muhammad (may be peace upon him) had a lot of enemies.

So what about us who is just an ordinary human who sometimes has a dark side and easily to get angry. Impossible to have no enemy in our lives.

Human, want to conquer the world.

But we as human, never realized that we have limitation.

There is no perfect human. But some humans look for perfection.

We tend to ignore that something beautiful comes from imperfection.

Because imperfection what makes us looks perfect for others.

Kamis, 15 Februari 2018

Untitled

I am not sure what I feel right now. 

It is very disturbing.

I can not concentrate.

Feeling jealous? Sometimes.

Feeling upset? Sometimes.

But what I feel so much lately is...

Well, maybe not what I feel but what I think.

Yeah, I overthink too much about how he feels towards me.

It is tiring when you are wondering how people feel towards you. 

He loves me? he loves me not?

I never have a romantic relationship before.

I had no clue. No experience. No idea.

In this kind of situation. What to act, what to say. 

But one thing that I am sure about what I feel that I really .....

Never mind.